Mata
Kuliah : Wawasan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK)
Teknologi Stem cell (Sel Punca)
KELOMPOK 5 KELAS EPIDEMIOLOGI-O5
TRI VANNY S POLAN
|
14111101161
|
VICHARIE
TIKU
|
14111101188
|
PRASUTHIO
CHINTYA
|
14111101190
|
FARADIAN
TARLEMBA
|
14111101160
|
GRALIA
LALUHAN
|
14111101068
|
FITRYA ADAM
|
14111101388
|
INJILIA C SUPIT
|
14111101391
|
SINDYANI
DALOPE
|
14111101285
|
JURGEN M UGUY
|
14111101300
|
ASHARI
WICAKSONO
|
14111101062
|
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
ramat serta kehendak-Nyalah kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini begitu banyak tantangan dan hambatan
yang telah kami hadapi, namun berkat bantuan dari berbagai pihak kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Untuk itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua yang terlibat dalam pembuatan makalah ini,
yang turut mendukung, menginspirasi, serta membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum mencapai kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membina dan membangun sangat dibutuhkan
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata tak ada yang dapat kami sampaikan karena
kebaikan, dan tak ada harapan yang dapat kami berikan atas dorongan semua pihak kecuali mengharapkan
balasan yang setimpal atas kebaikan dan dorongan dari Tuhan.
Penyusun
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2Rumusan Masalah.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
BAB III PENUTUP.............................................................................................10
3.1 Kesimpulan.................................................................................................10
3.2 Saran...........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu dan teknologi bidang
kesehatan yang maju pesat maka dikembangkanlah Sel Punca, sedangkan yang
dimaksud Sel Punca adalah sel tubuh manusia dengan kemampuan istimewa
memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri (self regenerate/self renewal)
dan mampu berdiferensiasi menjadi sel lain (differentiate). Kegunaan Sel Punca
bagi umat manusia untuk masa yang akan datang sangat menjanjikan karena dapat
menyembuhan penyakit serta memulihkan kesehatan melalui upaya transpalasi.
Transpalasi yang dimaksud adalah transpalasi jaringan
biologi atau jaringan tubuh manusia. Jaringan biologi - berasal dari jaringan
manusia yang didermakan oleh donor hidup maupun jenazah yang bebas dari
berbagai penyakit dan virus seperti HIV, Hepatitis B atau C, Tuberkolosis,
Syphilis dan penyakit menular lain agar tidak menularkan kepada pasien yang
menerimanya (respien), contoh jaringan biologi ialah jaringan tulang, kulit,
tendon, katup jantung, kornea mata, jantung, lever, otak, jaringan amnion dll.
Penggunaan sel punca
untuk terapi telah dilakukan di banyak negara termasuk di antaranya China.
Bahkan, di wilayah berpenduduk satu milyar lebih itu, terapi sel punca sudah
menjadi salah satu layanan medis yang ditawarkan di rumah sakit.
Fenomena ini agak berbeda dengan negara
lain yang belum menempatkan terapi sel punca sebagai layanan medis. Di beberapa
negara termasuk di Indonesia, pengobatan menggunakan terapi sel punca masih
terbatas dalam skala penelitian. Peraturan mengenai terapi sel punca pun cukup
ketat, mengingat faktor keamanan serta problem etika.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
defenisi sel punca ?
2.
Apa fungsi sel punca ?
3.
Apa jenis-jenis dari sel punca ?
4.
Bagaimana
Penggunaan Terapi Sel Punca?
5.
Bsgaimana
terapi sel punca dan keberadaannya di Indonesia ?
1.3
TUJUAN
1.
Mengetahui
defenisi sel punca.
2.
Mengetahui
fungsi dari sel punca.
3.
Mengetahui
jenis-jensi dari sel punca.
4.
Mengetahui
penggunaan terapi sel punca.
5.
Mengetahui
terapi sel punca dan keberadaannya di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi
Sel Punca
Menurut PERMEN RI No. 833/MENKES/PER/IX/2009 Sel punca
adalah sel tubuh manusia dengan kemampuan istimewa memperbarui dan meregenerasi
dirinya sendiri (self regenerate/self renewal) dan mampu berdeferensiasi
menjadi sel lain. Steam cell mempunyai 2 sifat :
1.
Kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi
sel lain (differenttate). Dalam hal ini stem cell mampu berkembang menjadi
berbagai jenis sel matang, misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot
rangka, sel pancreas , dan lain-lain
2.
Kemampuan untuk memperbaharui atau
meregenerasi dirinya sendiri (self-regenerate/self-renew). Dalam hal ini steam
cell dapat membuat salinan sel yang persis sama dengan dirinya melalui
pembelahan sel
2.2 Fungsi
Sel Punca
Ada dua
kegunaan stemcell yaitu berdasarkan fungsinya dan riset.
Fungsi
setelah diaktifkannya stemcell dalam tubuh adalah sebagai berikut:
1.
Menambah jumlah peredaran darah dan mempercepat mikro sirkulasi
darah sehingga bagi pasien yang stroke, tekanan darah tinggi, leukimia, dan
cuci darah akan sembuh.
2.
Menambah oksigen dalam darah dan sel sehingga dapat mematikan
virus dan bakteri.
3.
Mempercepat transportasi nutrisi ke seluruh tubuh.
4.
Mempercepat pembersihan dalam tubuh manusia sehingga pasien
setelah diterapi stemcell akan lancar buang air besar dan air kecil.
5.
Mempercepat metabolisme tubuh.
6.
Menambah kinerja sel badan.
7.
Mempercepat penyembuhan luka dan patah tulang, Meningkatkan
kemampuan anti kanker.
Sedangkan
peran stemcell dalam riset adalah sebagai berikut:
1. Terapi gen, sebagai alat pembawa transgen ke dalam tubuh pasien
dan selanjutnya dapat dilacak jejaknya apakah stemcell ini berhasil
mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien.
2.
Mengetahui proses biologis yaitu perkembangan organisme dan
perkembangan kanker. Melalui stemcell dapat dipelajari perkembangan sel baik
sel normal maupun sel kanker.
3. Penemuan dan pengembangan obat baru yaitu untuk mengetahui efek
obat terhadap berbagai jaringan.
4.
Terapi sel berupa replacement therapy, Oleh karena stemcell dapat
hidup di luar organ tubuh manusia misalnya di cawan petri maka dapat dilakukan
manipulasi terhadap stemcell itu tanpa mengganggu organ tubuh manusia.
Ada 3 golongan penyakit yang dapat diatasi oleh stem
cell:
a. Penyakit autoimun. Misalnya pada lupus, artritis reumatoid dan
diabetes tipe 1. Setelah diinduksi oleh growth factor agar hematopoietic
stem cell banyak dilepaskan dari sumsum tulang ke darah tepi, hematopoietic
stem cell dikeluarkan dari dalam tubuh untuk dimurnikan dari sel imun
matur. Lalu tubuh diberi agen sitotoksik atau terapi radiasi untuk membunuh
sel-sel imun matur yang tidak mengenal self antigen (dianggap sebagai foreign
antigen). Setelah itu hematopoietic stem cell dimasukkan kembali ke
tubuh, bersirkulasi dan bermigrasi ke sumsum tulang untuk berdiferensiasi
menjadi sel imun matur sehingga sistem imun tubuh kembali seperti semula.
b. Penyakit degeneratif. Pada penyakit degeneratif seperti stroke,
penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, terdapat beberapa kerusakan atau
kematian sel-sel tertentu sehingga bermanifestasi klinis sebagai suatu
penyakit. Pada keadaan ini stem cell setelah dimanipulasi dapat
ditransplantasi ke dalam tubuh pasien agar stem cell tersebut dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel organ tertentu yang menggantikan
sel-sel yang telah rusak atau mati akibat penyakit degeneratif.
c. Penyakit keganasan. Prinsip terapi stem cell pada
keganasan sama dengan penyakit autoimun. Hematopoietic stem cell yang
diperoleh baik dari sumsum tulang atau darah tali pusat telah lama dipakai
dalam terapi leukemia dan penyakit darah lainnya.
2.3 Jenis-jenis Sel Punca
Berdasarkan Potensi atau
Kemampuan Berdiferensiasi
1. Sel induk ber-totipotensi (toti=total) adalah sel
induk yang memiliki potensi untuk berdiferensiasi menjadi semua jenis sel,
yaitu sel ekstraembrionik, sel somatik, dan sel seksual. Jenis sel ini dapat
bertumbuh menjadi organisme baru bila diberikan dukungan maternal yang memadai.
Sel induk bertotipotensi diperoleh dari sel induk embrio, hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma.
2. Sel induk ber-pluripotensi (pluri=jamak)
adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel dalam tubuh,
namun tidak dapat membentuk suatu organisme baru.
3. Sel induk ber-multipotensi adalah
sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel dewasa.
4. Sel induk ber-unipotensi (uni=tunggal)
adalah sel induk yang hanya dapat menghasilkan satu jenis sel tertentu, tetapi
memiliki kemampuan memperbarui diri yang tidak dimiliki oleh sel yang bukan sel
induk.
Berdasarkan Potensi atau
Kemampuan Berdiferensiasi
1.
Zygote. Yaitu pada tahap
sesaat setelah sperma bertemu dengan sel telur
Embryonic stem cell. Diambil dari inner cell mass dari suatu blastocyst (embrio
yang terdiri dari 50 – 150 sel, kira-kira hari ke-5 pasca pembuahan). Embryonic
stem cell biasanya didapatkan dari sisa embrio yang tidak dipakai pada IVF (in
vitro fertilization). Tapi saat ini telah dikembangkan teknik pengambilan embryonic
stem cell yang tidak membahayakan embrio tersebut, sehingga
dapat terus hidup dan bertumbuh. Untuk masa depan hal ini mungkin dapat
mengurangi kontroversi etis terhadap embryonic stem cell.
3.
Fetus.
Fetus dapat diperoleh dari klinik aborsi.
4. Stem cell darah tali pusat. Diambil dari darah plasenta dan tali pusat
segera setelah bayi lahir. Stem cell dari darah tali pusat merupakan
jenis hematopoietic stem cell, dan ada yang menggolongkan jenis stem
cell ini ke dalam adult stem cell.
5.
Adult stem
cell. Diambil dari jaringan
dewasa, antara lain dari:
• Sumsum
tulang.
Ada 2
jenis stem cell dari sumsum tulang:
-
hematopoietic
stem cell. Selain dari darah tali
pusat dan dari sumsum tulang, hematopoietic stem cell dapat diperoleh
juga dari darah tepi.
-
stromal
stem cell atau disebut juga mesenchymal
stem cell.
• Jaringan lain pada dewasa seperti pada:
-
susunan saraf pusat
-
adiposit
(jaringan lemak)
-
otot
rangka
-
pankreas
Adult stem
cell mempunyai sifat plastis,
artinya selain berdiferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya,
adult stem cell juga dapat berdiferensiasi menjadi sel jaringan lain.
Misalnya: neural stem cell dapat berubah menjadi sel darah, atau stromal
stem cell dari sumsum tulang dapat berubah menjadi sel otot jantung, dan
sebagainya.
2.4 Penggunaan Sel Punca
1. Stem sel untuk penderita diabetes
Terjadi kekurangan insulin atau
kurangnya kepekaan terhadap insulin. Dalam hal ini transplantasi sel pulau
Langerhans diharapkan dapat memenuhi kebutuhan insulin. Pada awalnya, kira-kira
10 tahun yang lalu, hanya 8% transplantasi sel pulau Langerhans yang berhasil.
Hal ini terjadi karena reaksi penolakannya besar sehingga diperlukan sejumlah
besar steroid; padahal makin besar steroid yang dibutuhkan, makin besar pula
kebutuhan metabolik pada sel penghasil insulin.
Pada
penelitian tersebut, 100% pasien yang diterapi transplantasi sel pulau
Langerhans pankreas tidak memerlukan injeksi insulin lagi dan gula darahnya
tetap normal setahun setelah transplantasi. Penelitian-penelitian yang sudah
dilakukan untuk diabetes ini mengambil sumber stem cell dari kadaver, fetus,
dan dari embryonic stem cell. Selanjutnya, masih dibutuhkan penelitian untuk
menemukan cara membuat kondisi yang optimal dalam produksi insulin, sehingga
dapat menggantikan injeksi insulin secara permanen.
2. Stem
Cell untuk Skin Replacement
Dengan bertambahnya pengetahuan mengenai stem cell, maka
peneliti telah dapat membuat epidermis dari keratinosit yang diperoleh dari
folikel rambut yang dicabut. Hal ini memungkinkan transplantasi epidermis
autolog, sehingga menghindari masalah penolakan. Pemakaian skin replacement ini
bermanfaat dalam terapi ulkus vena ataupun luka bakar.
3. Stem
Cell untuk Penyakit Parkinson
Pada penyakit Parkinson, didapatkan kematian neuron-neuron
nigra-striatal, yang merupakan neuron dopaminergik. Dopamin merupakan
neurotransmiter yang berperan dalam gerakan tubuh yang halus. Dengan
berkurangnya dopamin, maka pada penyakit Parkinson terjadi gejala-gejala
gangguan gerakan halus. Dalam hal ini transplantasi neuron dopamin diharapkan
dapat memperbaiki gejala penyakit Parkinson.Tahun 2001, dilakukan
penelitia n dengan menggunakan jaringan mesensefalik embrio manusia yang
mengandung neuron-neuron dopamin. Jaringan tersebut ditransplantasikan ke dalam
otak penderita Parkinson berat dan dipantau dengan alat PET (Positron Emission
Tomography). Hasilnya setelah transplantasi terdapat perbaikan dalam uji-uji
standar untuk menilai penyakit Parkinson, peningkatan fungsi neuron dopamin
yang tampak pada pemeriksaan PET; perbaikan bermakna ini tampak pada penderita
yang lebih muda. Namun setelah 1 tahun, 15% dari pasien yang ditransplantasi
ini kambuh setelah dosis levodopa dikurangi atau dihentikan.
4.
Stem Cell untuk Stroke
Dahulu dianggap bahwa sekali terjadi kematian sel pada
stroke, maka akan menimbulkan kecacatan tetap karena sel otak tidak mempunyai
kemampuan regenerasi. Tapi anggapan berubah setelah para pakar mengetahui
adanya plastisitas pada sel-sel otak dan pengetahuan mengenai stem cell yang
berkembang pesat belakangan ini.
5.
Stem Cell untuk
Penyakit Jantung
Penelitian terkini memberikan
bukti awal bahwa adult stem cells dan embryonic stem cell dapat menggantikan
sel otot jantung yang rusak dan memberikan pembuluh darah baru. Strauer dkk.
mencangkok mononuclear bone marrow cell autolog ke dalam arteri yang
menimbulkan infark pada saat PTCA 6 hari setelah infark miokard akut. Sepuluh
pasien yang diberi stem cell area infarknya menjadi lebih kecil dan indeks
volume stroke, left ventricular end-systolic volume, kontraktilitas area
infark, dan perfusi miokard menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan kelompok
kontrol. Perin dkk. memberikan transplantasi bone marrowmononuclear cells
autolog yang diinjeksikan pada miokard yang lemah dengan panduan
electromechanical mapping pada 14 pasien gagal jantung iskemik kronik
berat.Single-photon emission computed tomography myocardial
perfusionscintigraphy menunjukkan penurunan defek yang signifikan dan perbaikan
fungsi sistolik ventrikel kiri global pada pasien yang diterapi.
2.5 Terapi
Stem Cell dan Keberadaannya di Indonesia
Adalah
Laboratorium ReGenic (Regenerative and Celluar Therapy), ini merupakan
laboratorium pertama di Indonsia yang mempunyai legalitas dalam pengolah sel
punca atau dengan nama lain stem cell untuk terapi. Menurut Yuyus Kusnadi, PhD,
Head of laboratory Kalbe Group, praktik stem cell yang diijinkan di Indonesia
adalah dengan mengambil material stem cell dari tubuh si pasien itu sendiri
atau yang biasa disebut dengan istilah antologus. Untuk melakukan terapi stem
cell, stem cell bisa diambil dari beberapa bagian tubuh kita sendiri, seperti
sumsum tulang belakang,lemak, tali pusar, hingga darah..
Indonesia sendiri masih terbatas pada
skala penelitian. Saat ini, hanya 11 rumah sakit di Indonesia yang menjadi
pusat pengembangan pelayanan medis penelitian dan pendidikan bank-jaringan dan
sel punca atau stem sel. Sebelas rumah sakit tersebut diantaranya adalah Rumah
sakit Dr Dipto Mangunkusumo dan rumah sakit Dr
Soetomo sebagai pembina. Kemudia
RS Dr. M Djamil, RS Jantung Harapan Kita, RS Fatmawati, RS Kanker Dharmais, RS
Persahabatan, RS Dr. Hasan Sadikin, RS Dr, Sardjito, RS Dr. Karyadi dan RS
Sanglah.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
sel punca dapat diinduksi untuk
menjadi sel dengan fungsi tertentu seperti sel jaringan maupun sel organ yang
mempunyai tugas tersendiri. Pada sumsum tulang dan darah tali pusar, sel punca
secara teratur membelah dan memperbaiki jaringan yang rusak, meski demikian
pada organ lain seperti pankreas atau hati, pembelahan hanya terjadi dalam
kondisi tertentu.
Sel punca
berpontensi untuk mengubah keadaan penyakit pada manusia dengan cara
memperbaiki jaringan atau organ
tertentu. Sel punca ini bisa dipanen dari sel embrionik yang diambil dari
embrio bayi atau dari sel dewasa, seperti sumsum tulang, darah tepi, dan tali
pusat bayi baru lahir.
Pada proses terapi, sel punca hanya disuntikkan ke jaringan yang rusak,
seperti pada penanganan pasien jantung stadium akhir. Terapi menggunakan sel
punca menjadi alternatif lain dalam pengobatan suatu penyakit yang mungkin
tidak ada obatnya. Terapi ini masih dikembangkan lagi untuk mendapatkan hasil
pengobatan yang tidak memiliki efek yang riskan.
3.2
SARAN
Terapi
menggunakan Sel Punca menjadi salah satu pilihan alternatif untuk pengobatan
penyakit yang tidak ada penyembuhan dengan obat., walaupun terapi ini masih
dikembangkan lagi dan harga yang dipatok relatif lebih mahal dibandingkan
pengobatan lainnya.
DAFTAR PUSAKA
Isprawiro. 2016. Terapi Stem Cell dan Keberadaannya di Indonesia.
Diakses dari
(medikanews.com) pada tanggal 09 November 2016
(medikanews.com) pada tanggal 09 November 2016
Amin, Hilman Z. 2013. Terapi Stem cell untuk Infrak Miokard Akut.
Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Vol 1 No 2
Kedokteran Universitas Indonesia. Vol 1 No 2
Saputra,
Virgi. 2006. Dasar-dasar Stem Cell dan Potensi Aplikasinya
dalam Ilmu
Kedokteran. Jakarta: PT Kalbe Farma Tbk
Kedokteran. Jakarta: PT Kalbe Farma Tbk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar