Rabu, 23 November 2016

Video Penyuluhan Pengelolaan Sampah Dengan 3R

Penyuluhan Pengolahan Sampah Dengan 3R

Tugas Makalah Wawasan Iptek "Teknologi Stem cell (Sel Punca)"



Mata Kuliah    : Wawasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Teknologi Stem cell (Sel Punca)


 


 
KELOMPOK 5 KELAS EPIDEMIOLOGI-O5

TRI  VANNY S POLAN
14111101161

VICHARIE TIKU
14111101188
PRASUTHIO CHINTYA
14111101190

FARADIAN TARLEMBA
14111101160
GRALIA LALUHAN
14111101068

FITRYA ADAM

14111101388
INJILIA C  SUPIT
14111101391

SINDYANI DALOPE
14111101285
JURGEN M UGUY
14111101300

ASHARI WICAKSONO
14111101062

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2016



 

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat ramat serta kehendak-Nyalah kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini begitu banyak tantangan dan hambatan yang telah kami hadapi, namun berkat bantuan dari berbagai pihak kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Untuk itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua yang terlibat dalam pembuatan makalah ini, yang turut mendukung, menginspirasi, serta membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membina dan membangun sangat dibutuhkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata tak ada yang dapat kami sampaikan karena kebaikan, dan tak ada harapan yang dapat kami berikan atas dorongan semua pihak kecuali mengharapkan balasan yang setimpal atas kebaikan dan dorongan dari Tuhan.

                                                                    
                                                                                          Manado, 9 November  2016
                                                                                                     Penyusun
                                                                       

   Kelompok 5

DAFTAR ISI




BAB I
PENDAHULUAN

1.1              LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan yang maju pesat maka dikembangkanlah Sel Punca, sedangkan yang dimaksud Sel Punca adalah sel tubuh manusia dengan kemampuan istimewa memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri (self regenerate/self renewal) dan mampu berdiferensiasi menjadi sel lain (differentiate). Kegunaan Sel Punca bagi umat manusia untuk masa yang akan datang sangat menjanjikan karena dapat menyembuhan penyakit serta memulihkan kesehatan melalui upaya transpalasi.
            Transpalasi yang dimaksud adalah transpalasi jaringan biologi atau jaringan tubuh manusia. Jaringan biologi - berasal dari jaringan manusia yang didermakan oleh donor hidup maupun jenazah yang bebas dari berbagai penyakit dan virus seperti HIV, Hepatitis B atau C, Tuberkolosis, Syphilis dan penyakit menular lain agar tidak menularkan kepada pasien yang menerimanya (respien), contoh jaringan biologi ialah jaringan tulang, kulit, tendon, katup jantung, kornea mata, jantung, lever, otak, jaringan amnion dll.
Penggunaan sel punca untuk terapi telah dilakukan di banyak negara termasuk di antaranya China. Bahkan, di wilayah berpenduduk satu milyar lebih itu, terapi sel punca sudah menjadi salah satu layanan medis yang ditawarkan di rumah sakit.
Fenomena ini agak berbeda dengan negara lain yang belum menempatkan terapi sel punca sebagai layanan medis. Di beberapa negara termasuk di Indonesia, pengobatan menggunakan terapi sel punca masih terbatas dalam skala penelitian. Peraturan mengenai terapi sel punca pun cukup ketat, mengingat faktor keamanan serta problem etika.


1.2       RUMUSAN MASALAH 
1.      Apa defenisi sel punca ?
2.      Apa fungsi sel punca ?
3.      Apa jenis-jenis dari sel punca ?
4.      Bagaimana Penggunaan Terapi Sel Punca?
5.      Bsgaimana terapi sel punca dan keberadaannya di Indonesia ?

1.3       TUJUAN
1.      Mengetahui defenisi sel punca.
2.      Mengetahui fungsi dari sel punca.
3.      Mengetahui jenis-jensi dari sel punca.
4.      Mengetahui penggunaan terapi sel punca.
5.      Mengetahui terapi sel punca dan keberadaannya di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Defenisi Sel Punca
Menurut PERMEN RI No. 833/MENKES/PER/IX/2009 Sel punca adalah sel tubuh manusia dengan kemampuan istimewa memperbarui dan meregenerasi dirinya sendiri (self regenerate/self renewal) dan mampu berdeferensiasi menjadi sel lain. Steam cell mempunyai 2 sifat :
1.      Kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel lain (differenttate). Dalam hal ini stem cell mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel matang, misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pancreas , dan lain-lain
2.     Kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri (self-regenerate/self-renew). Dalam hal ini steam cell dapat membuat salinan sel yang persis sama dengan dirinya melalui pembelahan sel

2.2  Fungsi Sel Punca
Ada dua kegunaan stemcell yaitu berdasarkan fungsinya dan riset.
Fungsi setelah diaktifkannya stemcell dalam tubuh adalah sebagai berikut:
1.        Menambah jumlah peredaran darah dan mempercepat mikro sirkulasi darah sehingga bagi pasien yang stroke, tekanan darah tinggi, leukimia, dan cuci darah akan sembuh.
2.        Menambah oksigen dalam darah dan sel sehingga dapat mematikan virus dan bakteri. 
3.        Mempercepat transportasi nutrisi ke seluruh tubuh.
4.        Mempercepat pembersihan dalam tubuh manusia sehingga pasien setelah diterapi stemcell akan lancar buang air besar dan air kecil.
5.        Mempercepat metabolisme tubuh.
6.        Menambah kinerja sel badan.
7.        Mempercepat penyembuhan luka dan patah tulang, Meningkatkan kemampuan anti kanker.
Sedangkan peran stemcell dalam riset adalah sebagai berikut:
1.    Terapi gen, sebagai alat pembawa transgen ke dalam tubuh pasien dan selanjutnya dapat dilacak jejaknya apakah stemcell ini berhasil mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien.
2.     Mengetahui proses biologis yaitu perkembangan organisme dan perkembangan kanker. Melalui stemcell dapat dipelajari perkembangan sel baik sel normal maupun sel kanker.
3.    Penemuan dan pengembangan obat baru yaitu untuk mengetahui efek obat terhadap berbagai jaringan.
4.        Terapi sel berupa replacement therapy, Oleh karena stemcell dapat hidup di luar organ tubuh manusia misalnya di cawan petri maka dapat dilakukan manipulasi terhadap stemcell itu tanpa mengganggu organ tubuh manusia.
Ada 3 golongan penyakit yang dapat diatasi oleh stem cell:
a.    Penyakit autoimun. Misalnya pada lupus, artritis reumatoid dan diabetes tipe 1. Setelah diinduksi oleh growth factor agar hematopoietic stem cell banyak dilepaskan dari sumsum tulang ke darah tepi, hematopoietic stem cell dikeluarkan dari dalam tubuh untuk dimurnikan dari sel imun matur. Lalu tubuh diberi agen sitotoksik atau terapi radiasi untuk membunuh sel-sel imun matur yang tidak mengenal self antigen (dianggap sebagai foreign antigen). Setelah itu hematopoietic stem cell dimasukkan kembali ke tubuh, bersirkulasi dan bermigrasi ke sumsum tulang untuk berdiferensiasi menjadi sel imun matur sehingga sistem imun tubuh kembali seperti semula. 
b. Penyakit degeneratif. Pada penyakit degeneratif seperti stroke, penyakit Parkinson,  penyakit Alzheimer, terdapat beberapa kerusakan atau kematian sel-sel tertentu sehingga bermanifestasi klinis sebagai suatu penyakit. Pada keadaan ini stem cell setelah dimanipulasi dapat ditransplantasi ke dalam tubuh pasien agar stem cell tersebut dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel organ tertentu yang menggantikan sel-sel yang telah rusak atau mati akibat penyakit degeneratif.
c.  Penyakit keganasan. Prinsip terapi stem cell pada keganasan sama dengan penyakit autoimun. Hematopoietic stem cell yang diperoleh baik dari sumsum tulang atau darah tali pusat telah lama dipakai dalam terapi leukemia dan penyakit darah lainnya.

2.3  Jenis-jenis  Sel Punca
Berdasarkan Potensi atau Kemampuan Berdiferensiasi
1.    Sel induk ber-totipotensi (toti=total) adalah sel induk yang memiliki potensi untuk berdiferensiasi menjadi semua jenis sel, yaitu sel ekstraembrionik, sel somatik, dan sel seksual. Jenis sel ini dapat bertumbuh menjadi organisme baru bila diberikan dukungan maternal yang memadai. Sel induk bertotipotensi diperoleh dari sel induk embrio, hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma.
2.    Sel induk ber-pluripotensi (pluri=jamak) adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel dalam tubuh, namun tidak dapat membentuk suatu organisme baru.
3.    Sel induk ber-multipotensi adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel dewasa.
4.    Sel induk ber-unipotensi (uni=tunggal) adalah sel induk yang hanya dapat menghasilkan satu jenis sel tertentu, tetapi memiliki kemampuan memperbarui diri yang tidak dimiliki oleh sel yang bukan sel induk.
Berdasarkan Potensi atau Kemampuan Berdiferensiasi
1.      Zygote. Yaitu pada tahap sesaat setelah sperma bertemu dengan sel telur
Embryonic stem cell. Diambil dari inner cell mass dari suatu blastocyst (embrio yang terdiri dari 50 – 150 sel, kira-kira hari ke-5 pasca pembuahan). Embryonic stem cell biasanya didapatkan dari sisa embrio yang tidak dipakai pada IVF (in vitro fertilization). Tapi saat ini telah dikembangkan teknik pengambilan embryonic stem cell yang tidak membahayakan embrio tersebut, sehingga dapat terus hidup dan bertumbuh. Untuk masa depan hal ini mungkin dapat mengurangi kontroversi etis terhadap embryonic stem cell.
3.      Fetus. Fetus dapat diperoleh dari klinik aborsi.
4.    Stem cell darah tali pusat. Diambil dari darah plasenta dan tali pusat segera setelah bayi lahir. Stem cell dari darah tali pusat merupakan jenis hematopoietic stem cell, dan ada yang menggolongkan jenis stem cell ini ke dalam adult stem cell.
5.      Adult stem cell. Diambil dari jaringan dewasa, antara lain dari:
• Sumsum tulang.
Ada 2 jenis stem cell dari sumsum tulang:
-          hematopoietic stem cell. Selain dari darah tali pusat dan dari sumsum tulang, hematopoietic stem cell dapat diperoleh juga dari darah tepi.
-          stromal stem cell atau disebut juga mesenchymal stem cell.
• Jaringan lain pada dewasa seperti pada:
-           susunan saraf pusat
-          adiposit (jaringan lemak)
-          otot rangka
-          pankreas
Adult stem cell mempunyai sifat plastis, artinya selain berdiferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya, adult stem cell juga dapat berdiferensiasi menjadi sel jaringan lain. Misalnya: neural stem cell dapat berubah menjadi sel darah, atau stromal stem cell dari sumsum tulang dapat berubah menjadi sel otot jantung, dan sebagainya.

2.4  Penggunaan Sel Punca
1.      Stem sel untuk penderita diabetes 
    Terjadi kekurangan insulin atau kurangnya kepekaan terhadap insulin. Dalam hal ini transplantasi sel pulau Langerhans diharapkan dapat memenuhi kebutuhan insulin. Pada awalnya, kira-kira 10 tahun yang lalu, hanya 8% transplantasi sel pulau Langerhans yang berhasil. Hal ini terjadi karena reaksi penolakannya besar sehingga diperlukan sejumlah besar steroid; padahal makin besar steroid yang dibutuhkan, makin besar pula kebutuhan metabolik pada sel penghasil insulin.  
            Pada penelitian tersebut, 100% pasien yang diterapi transplantasi sel pulau Langerhans pankreas tidak memerlukan injeksi insulin lagi dan gula darahnya tetap normal setahun setelah transplantasi. Penelitian-penelitian yang sudah dilakukan untuk diabetes ini mengambil sumber stem cell dari kadaver, fetus, dan dari embryonic stem cell. Selanjutnya, masih dibutuhkan penelitian untuk menemukan cara membuat kondisi yang optimal dalam produksi insulin, sehingga dapat menggantikan injeksi insulin secara permanen.
2.      Stem Cell untuk Skin Replacement 
    Dengan bertambahnya pengetahuan mengenai stem cell, maka peneliti telah dapat membuat epidermis dari keratinosit yang diperoleh dari folikel rambut yang dicabut. Hal ini memungkinkan transplantasi epidermis autolog, sehingga menghindari masalah penolakan. Pemakaian skin replacement ini bermanfaat dalam terapi ulkus vena ataupun luka bakar.
3.      Stem Cell untuk Penyakit Parkinson 
   Pada penyakit Parkinson, didapatkan kematian neuron-neuron nigra-striatal, yang merupakan neuron dopaminergik. Dopamin merupakan neurotransmiter yang berperan dalam gerakan tubuh yang halus. Dengan berkurangnya dopamin, maka pada penyakit Parkinson terjadi gejala-gejala gangguan gerakan halus. Dalam hal ini transplantasi neuron dopamin diharapkan dapat memperbaiki gejala penyakit Parkinson.Tahun 2001, dilakukan penelitia  n dengan menggunakan jaringan mesensefalik embrio manusia yang mengandung neuron-neuron dopamin. Jaringan tersebut ditransplantasikan ke dalam otak penderita Parkinson berat dan dipantau dengan alat PET (Positron Emission Tomography). Hasilnya setelah transplantasi terdapat perbaikan dalam uji-uji standar untuk menilai penyakit Parkinson, peningkatan fungsi neuron dopamin yang tampak pada pemeriksaan PET; perbaikan bermakna ini tampak pada penderita yang lebih muda. Namun setelah 1 tahun, 15% dari pasien yang ditransplantasi ini kambuh setelah dosis levodopa dikurangi atau dihentikan.
                 4.      Stem Cell untuk Stroke 
                   Dahulu dianggap bahwa sekali terjadi kematian sel pada stroke, maka akan menimbulkan  kecacatan  tetap karena sel otak tidak mempunyai kemampuan regenerasi. Tapi anggapan berubah setelah para pakar mengetahui adanya plastisitas pada sel-sel otak dan pengetahuan mengenai stem cell yang berkembang pesat belakangan ini.
5.      Stem Cell untuk Penyakit Jantung 
      Penelitian terkini memberikan bukti awal bahwa adult stem cells dan embryonic stem cell dapat menggantikan sel otot jantung yang rusak dan memberikan pembuluh darah baru. Strauer dkk. mencangkok mononuclear bone marrow cell autolog ke dalam arteri yang menimbulkan infark pada saat PTCA 6 hari setelah infark miokard akut. Sepuluh pasien yang diberi stem cell area infarknya menjadi lebih kecil dan indeks volume stroke, left ventricular end-systolic volume, kontraktilitas area infark, dan perfusi miokard menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Perin dkk. memberikan transplantasi bone marrowmononuclear cells autolog yang diinjeksikan pada miokard yang lemah dengan panduan electromechanical mapping pada 14 pasien gagal jantung iskemik kronik berat.Single-photon emission computed tomography myocardial perfusionscintigraphy menunjukkan penurunan defek yang signifikan dan perbaikan fungsi sistolik ventrikel kiri global pada pasien yang diterapi.

2.5  Terapi Stem Cell dan Keberadaannya di Indonesia
Adalah Laboratorium ReGenic (Regenerative and Celluar Therapy), ini merupakan laboratorium pertama di Indonsia yang mempunyai legalitas dalam pengolah sel punca atau dengan nama lain stem cell untuk terapi. Menurut Yuyus Kusnadi, PhD, Head of laboratory Kalbe Group, praktik stem cell yang diijinkan di Indonesia adalah dengan mengambil material stem cell dari tubuh si pasien itu sendiri atau yang biasa disebut dengan istilah antologus. Untuk melakukan terapi stem cell, stem cell bisa diambil dari beberapa bagian tubuh kita sendiri, seperti sumsum tulang belakang,lemak, tali pusar, hingga darah..
      Indonesia sendiri masih terbatas pada skala penelitian. Saat ini, hanya 11 rumah sakit di Indonesia yang menjadi pusat pengembangan pelayanan medis penelitian dan pendidikan bank-jaringan dan sel punca atau stem sel. Sebelas rumah sakit tersebut diantaranya adalah Rumah sakit Dr Dipto Mangunkusumo dan rumah sakit Dr  Soetomo  sebagai pembina. Kemudia RS Dr. M Djamil, RS Jantung Harapan Kita, RS Fatmawati, RS Kanker Dharmais, RS Persahabatan, RS Dr. Hasan Sadikin, RS Dr, Sardjito, RS Dr. Karyadi dan RS Sanglah.

BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN 
sel punca dapat diinduksi untuk menjadi sel dengan fungsi tertentu seperti sel jaringan maupun sel organ yang mempunyai tugas tersendiri. Pada sumsum tulang dan darah tali pusar, sel punca secara teratur membelah dan memperbaiki jaringan yang rusak, meski demikian pada organ lain seperti pankreas atau hati, pembelahan hanya terjadi dalam kondisi tertentu.
Sel punca berpontensi untuk mengubah keadaan penyakit pada manusia dengan cara memperbaiki  jaringan atau organ tertentu. Sel punca ini bisa dipanen dari sel embrionik yang diambil dari embrio bayi atau dari sel dewasa, seperti sumsum tulang, darah tepi, dan tali pusat bayi baru lahir.
Pada proses terapi, sel punca hanya disuntikkan ke jaringan yang rusak, seperti pada penanganan pasien jantung stadium akhir. Terapi menggunakan sel punca menjadi alternatif lain dalam pengobatan suatu penyakit yang mungkin tidak ada obatnya. Terapi ini masih dikembangkan lagi untuk mendapatkan hasil pengobatan yang tidak memiliki efek yang riskan.
3.2  SARAN
Terapi menggunakan Sel Punca menjadi salah satu pilihan alternatif untuk pengobatan penyakit yang tidak ada penyembuhan dengan obat., walaupun terapi ini masih dikembangkan lagi dan harga yang dipatok relatif lebih mahal dibandingkan pengobatan lainnya.

DAFTAR PUSAKA


Isprawiro. 2016. Terapi Stem Cell dan Keberadaannya di Indonesia. Diakses dari 
              (medikanews.com) pada tanggal 09 November 2016

Amin, Hilman Z. 2013. Terapi Stem cell untuk Infrak Miokard Akut. Jakarta: Fakultas
               Kedokteran Universitas Indonesia. Vol 1 No 2

Saputra, Virgi. 2006. Dasar-dasar Stem Cell dan Potensi Aplikasinya dalam Ilmu
               Kedokteran
. Jakarta: PT Kalbe Farma Tbk